http://www.gigadrone.id/

 

Minggu, 14 Februari 2021

Tenaga Pembentuk Permukaan Bumi dari Luar (Eksegoen)

Februari 14, 2021

 

Tenaga Eksogen
adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, antara lain berasal dari hujan, panas matahari, angin, aliran air, dan luncuran gletser serta makhluk hidup. Tenaga eksogen dapat mengubah bentuk permukaan bumi menjadi berlubang, berbukit dan bentuk lainnya. Tenaga eksogen ini bersifat merusak. Artinya menyebabkan terjadinya kikiksan atau erosi, pelapukan, dan pengangkutan material (mass wasting). Pada prosesnya menghasilkan bentuk sisa (residual) dan bentuk endapan (depositional). Tenaga eksogen dapat di bagi menjadi :

  1. Weathering (Pelapukan).
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh keadaan cuaca (misalnya air, suhu). Adanya perbedaan temperatur yang tinggi dan rendah, sangat besar pengaruhnya terhadap batu2an.
Macam2 jenis pelapukan antara lain :
1)       Pelapukan Fisis (Pelapukan Mekanik).
Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia, seperti batuan yang besar pecah dan berubah menjadi semakin kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi susunan kimianya sama dengan batuan induknya. Sebab2 pelapukan mekanis antara lain :
  • Insolasi (pengaruh sinar matahari) dan perubahan suhu.
  • Pembekuan.
  • Pengerjaan garam.
  • Daya erosi
  • Gelombang laut yang memukul pantai.

2)       Pelapukan Kimia
Pelapukan kimi merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang disertai dengan perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya. Contohnya : hancurnya batuan karena larutan batuan kapur yang dicampur oleh air hujan yang banyak mengandung CO2.
3)       Pelapukan Biologis (Pelapukan Organik)
Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh oraganisme2 (tumbuh2an, hewan, dan manusia). Manusia dapat merusak ekosistem yang lebih besar lagi, tetapi dapat juga memelihara ekosistem yang sudah rusak dan memperbaharui lagi. Pelapukan organis sebagian masuk pelapukan fisik dan sebagian masuk pelapukan kimia.
Pelapukan bioligis dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
  • Pelapukan biologis fisik, misalnya tekanan akar, merayapnya cacing, dan sebagainya.
  • Pelapukan biologis kimia, misalnya pelapukan bunga tanah (humus), pengerjaan jasad2 hidup pada batuan, yaitu dengan jalan mengeluarkan zat2 tertentu.

2.  Erosi (Pengikisan).
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda2 seperti air, es, angin, dan gelombang arus.
Macam2 jenis erosi, yaitu :
1)       Erosi Air
Air yang mengangkut batu2an yang hancur mempunyai kekuatan mengikis lebih besar. Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada : kecepatan gerak, daya angkut air, dan keaadan permukaan.

2)       Abrasi, adalah pengikisan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan air laut. Besar  kecilnya gelombang atau kecepatan angin, dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang pantai disebut abrasi platform.

3)       Gletser, yaitu pegikisan yang disebabkan oleh pengerjaan es . pengikisan oleh es disebut juga glacial/eksarasi. Di daerah pegunungan yang tinggi sering terdapat salju abadi atau es. Es bergerak turun melalui lereng dan mengikis dasar lereng gunung serta mendorongnya ke lembah.

4)       Korasi, yaitu pengikisan yang disebabkan oleh pengerjaan angin.

 Erosi yang disebabkan oleh tenaga air, misalnya :
1)       Erosi percikan, yaitu erosi yang disebabkan  oleh tetesan air hujan yang memecahkan butir-butir tanah.
2)       Erosi lembar, yaitu pengikisan dan pengangkutan lapisan tanah permukaan, yang disebabkan oleh aliran air di permukaan tanah.
3)       Erosi Alur, yaitu pengikisan lapisan tanah yang sudah membentuk alur-alur dengan lebar < 40 cm dan kedalaman < 25 cm.
4)       Erosi Parit, yaitu pengikisan lapisan tanah yang mebentuk alur-alur yang lebih besar,sehingga sering disebut parit m ukuran lebar > 40 cm dan kedalaman > 25 cm. Erosi tebing sungai, yaitu  aliran air  sungai mengikis tebing sungai.

3.  Sedimentasi (Pengendapan)
Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di daratan yang rata maupun di lereng2 bukit, pegunungan atau gunung dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan. Daerah yang terkena pelapukan maupun yang menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur morfologi yang berbeda-beda.
Bentukan2 dalam proses pengendapan/sedimentasi di daerah pantai antara lain :
1)       Pesisir (Beach).
Adalah pantai yang terdiri atas endapan pasir sebagai hasil erosi.
2)       Dune
Adalah bukit pasir di daerah pedalaman yang terjadi sebagai akibat hembusan angin di daerah pasir yang luas.
3)       Spit dan Bar.
Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat di muka teluk, berbentuk memanjang, dan salah satu ujungnya menyatu dengan daratan. Sedangkan ujung lain terdapat di laut. Bar adalah punggungan pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk. Bila bar ini menghubungkan dua pulau disebut tambolo.
4)       Delta.
Adalah bentukan dari proses pengendapan erosi yang di bawa oleh aliran sungai di daerah pantai. Dalam proses sedimentasi/pengendapan ini akan menghasilkan batuan sedimentasi. Batuan sedimen juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat sedimen.

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya ada empat macam sedimen yaitu :
  1. Sedimen Akuatis : pengendapan oleh air
  2. Sedimen Aeris (Aeolis) : pengendapan oleh angin
  3. Sedimen Glasial : pengendapan oleh es
  4. Sedimen Marine : pengendapan oleh air laut.
 Berdasarkan tempatnya ada 5 macam sedimen, yaitu :
  1. Teristris : pengendapan di darat
  2. Sedimen Fluvial : pengendapan di sungai
  3. Sedimen Limnis : pengendapan di rawa2 atau danau
  4. Sedimen Marine : pengendapan di laut
  5. Sedimen Glasial : pengendapan di daerah es.
 4.  Pengangkutan Material (Mass Wasting).
Pengangkutan material (mass wasting) terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam empat jenis pergerakan material.
1)       Jenis pergerakan pelan (lambat).
Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat pada proses mass wasting. Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng secara pelan, dan biasanya sulit untuk diamati kecuali dengan pengamatan yang cermat. Rayapan terbagi menjadi beberapa jenis.
a)       Rayapan tanah. Yaitu gerakan tanah menuruni lereng.
b)       Rayapan halus. Yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng curam yang menuruni lereng.
c)        Rayapan batuan. Yaitu gerakan blok-blok secara individual yang menuruni lereng.
d)       Rayapan batuan gletser (rock glatsyer creep). Yaitu gerakan lidah-lidah batuan yang tercampak menuruni lereng.
e)       Solifluksi (solifluction). Yaitu aliran pelan masa batuan yang banyak mengandung air menuruni lereng di dalam saluran tertentu.
2)       Jenis pergerakan cepat.
Jenis pergerakan ini dapat dibagi sebagai berikut :
a)       Aliran tanah. Yaitu gerakan berlempung atau berlumpur yang banyak mengandung air menuruni teras atau lereng perbukitan yang kemiringannya kecil.
b)       Aliran lumpur. Yaitu gerak puing batuan yang banyak mengandung air menuruni saluran tertentu secara pelan hingga sangat cepat.
c)        Gugur puing. Yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran sempit menuruni lereng curam.
3)       Longsor lahan (landslide).
Gerakan yang termasuk dalam kategori ini merupakan jenis yang mudah diamati, dan biasanya berupa puing massa batuan. Gerakan tersebut dapat dibagi menjadi :
a)       Luncur. Yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing batuan, atau biasanya disertai suatu putaran ke belakang pada lereng atas di tempat gerakan tersebut terjadi.
b)       Lonsor puing. Yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan, dan berlangsung cepat tanpa putaran ke belakang.
c)        Jatuh puing. Yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertikal atau menggantung.
d)       Lonsor batu. Yaitu massa batuan yang secara individu meluncur atau jatuh menuruni permukaan lapisan atau sesaran.
e)       Jatuh batu. Yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam,
4)       Amblesan (subsidensi).
Amblesan yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas dan tidak menimbulkan pergeseran horizontal. Hal ini umumnya terjadi karena perpindahan material secara pelan-pelan di daerah massa yang ambles.
 5.  Denudasi.
Adalah proses yang mengakibatkan perendahan relief daratan akibat longsor, pengerjaan manusia dan lain sebagainya.

Minggu, 24 Januari 2021

Seisme (Aktivitas Gempa) dalam Perpektif Al-Qur'an

Januari 24, 2021


Dan ayat 91 di surat yang sama yang menunjuk kasus gempa yang dialami umat Nabi Syuaib. Firman Allah SWT: 

فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ 

''Lalu, mereka dibinasakan oleh gempa bumi sehingga pagi harinya mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''

Tidak jauh beda dari kedua ayat di atas, surat Hud ayat 67 kembali menunjuk kasus gempa yang menimpa umat Nabi Shaleh. Firman-Nya: 

وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَ

''Dan, orang-orang yang aniaya itu ditimpa suara gemuruh, lalu mereka bergelimpangan dalam rumahnya.'' 

Kemudian Surat Al-'Ankabut ayat 37 mengungkapkan kasus gempa yang dialami umat Nabi Syuaib. Firman-Nya: 

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ

''Lalu mereka mendustakannya (Syuaib), kemudian mereka disiksa dengan gempa raya, lalu di pagi hari mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''

Empat ayat Alquran di atas selayaknyalah mengundang manusia (terutama Muslim) agar melirik kasus gempa sebagai sebuah 'ibrah (pelajaran). Paling tidak, ada tiga hal yang dapat dilihat. 

Pertama, kasus gempa bumi bukan hanya terjadi sekarang, melainkan telah terjadi di masa lampau dan mungkin akan terjadi lagi di masa datang. 

Pengetahuan seperti itu membuka peluang kepada manusia untuk meningkatkan kehati-hatian dan bahkan mendeteksi saat-saat akan terjadinya gempa sebagai upaya menghindari bahaya yang lebih fatal. 

Kedua, gempa bumi mutlak terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa (Allah SWT). Kendati menurut teori para ahli dan ilmuwan disebabkan gunung meletus atau pergeseran lempeng bumi dan sebagainya, semua itu tidak lain dari kehendak-Nya. Gempa bumi terjadi di luar kemampuan manusia atau makhluk lainnya.

Ketiga, kasus gempa bumi di zaman Nabi Shaleh dan Nabi Syuaib ternyata berhubungan dengan sikap umat yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini bukan hanya membuat kita terpukul oleh musibah gempa, melainkan juga mengharuskan kita melakukan koreksi diri. 

Pertanyaannya, dosa apa yang telah kita lakukan sehingga Allah SWT Yang Maha Kuasa menakdirkan terjadinya gempa yang menghancurkan kota dan desa serta menewaskan manusia banyak?

Sebagai manusia lemah kita semua mutlak berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Harapan kita, gempa bumi yang telah terjadi dapat dilalui dengan penuh kesabaran dan menjadi sebuah bahan koreksi diri. Berlindung kita kepada-Nya dari sifat berputus asa dari rahmat-Nya. 

Rasulullah SAW, ''Umatku ini dirahmati Allah dan tidak disiksa di akhirat, akan tetapi siksaan mereka di dunia berupa fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan, dan musibah-musibah.'' (HR Abu Daud).

Salah satu ayat Alquran mengungkap mengenai Bumi yang berguncang. “Jangan (berbuat demikian). Apabila Bumi diguncangkan berturut-turut,” Surah Al-Fajr Ayat 21.

Dari ayat tersebut bisa dijelaskan bahwa ketika kiamat tiba, Bumi akan diguncangkan dengan sangat dahsyat dan bertubi-tubi. Gunung-gunung diangkat dengan satu angkatan, lalu diempaskan, hingga Bumi terbelah.

Isi gunung dimuntahkan hingga seakan perut Bumi menjadi kosong karenanya. Selain gempa tektonik yang membelah Bumi karena patahan-patahan lempeng, letusan gunung yang hebat memuntahkan lahar dan mengisi semua cekungan Bumi.


Sebagian pakar berpendapat bahwa kiamat kecil tidak hanya menimpa manusia, tetapi juga benda-benda di alam raya. Kehancuran berskala kecil seperti gempa Bumi, gunung meletus, banjir dan lainnya juga termasuk kiamat kecil.

Yang demikian karena peristiwa ini menimbulkan kerusakan di lokasi kejadian. Kiamat kecil seperti ini adakalanya terjadi karena faktor alamiah yang tidak dapat dihindarkan atau karena perbuatan manusia.


Bukti sains menunjukkan bahwa lapisan bumi mengandung 20 padatan, yaitu lapisan Litosfir (kedalaman sekira 100 km), lapisan kerak dan selubung (ketebalan 500 hingga 1.000 km), dan 80 persen sisanya adalah air dan magma yang panas.

Lapisan padat atau lapisan teratas Bumi bagaikan lempengan tipis yang terapung di atas lapisan magma. Sehingga, lempeng ini akan selalu bergerak dan mengalami berbagai tekanan menghasilkan tabrakan, patahan, getaran maupun guncangan.

Meskipun patahan hanya beberapa sentimeter saja, akan dapat menghasilkan getaran hebat di permukaan Bumi.