Penemuan endapan emas dan tembaga di bukit tujuh / tumpang pitu menarik tentang penelitian endapan mineral logam di sepanjang pantai selatan jawa. Seperti diketahui sepanjang pantai selatan jawa ini mengandung potensi mineral logam emas, perak, dan tembaga. Sayangnya eksplorasi di bagian timur jawa kurang berkembang dibandingkan di bagian barat pulau jawa yang berhasil menemukan cadangan deposit ekonomis mulai dari cibaliung, pongkor, ciemas, cikotok, pengalengan, dan bunikasih.
Pada tahun 2006 di daerah tumpang pitu , banyuwangi, ditemukan endapan mineral logam emas dengan kandungan sebesar 22.000 ton. Perusahaan yang melakukan penyelidikan eksplorasi ini yaitu PT. Indo Multi Niaga (IMN). ijin eksplorasi mineral logam emass dan ikutanya dikeluarkan oleh Bupati Banyuwangi yang saat itu dijabat oleh Ratna Ani Lestari dan diregistrasi dengan Nomor 188/57/KP/429.012/2006 pada tanggal 23 Maret 2006. Tapi pada tahun PT. Indo Multi Cipta mengajukan surat nomo 07/IMC/VII/2006 untuk memindahkan ijin eksplorasi kepada PT indo Multi Niaga (IMN). Permohonan ini dikabulkan oleh bupati banyuwangi dengan menerbitkan Surat Keputusan Kuasa Pertambangan atas nama PT. Indo Multi Niaga tanggal 16 februari 2007 dengan nomor registrasi 188/05/KP/429.02/2007.
Pt Indo Multi Niaga diwajibkan melakukan kegiatan eksplorasi dengan berpedoman pada peraturan Undang – undang yang berlaku. Cebakan mineral emas ini diketemukan berdasarkan pemboran eksplorasi sebanyak 14 lubang bor dengan kedalaman total 4.100 meter pada KP eksplorasi PT Imn seluas 11.621,45 ha atau 116,21 km 2. Cebakan emas ini diketemukan dalam bentuk urat – urat kuarsa pada batuan volkanik yang diterobos oleh intrusi batuan diorit, andesir, granodiorit, dan dasit. Fenomena cebakan urat ini banyak ditemukan di sepanjang pantai selatan jawa seperti cikotok, pongkor, cemas, dan cibaliung Banten. Berdasarkan studi geologi cadangan mineral bijih mencapai 9.600.00 ton dengan kadar rata rata emas 2,3 pp, dengan cadangan emas sebesar 230,8 ton. Selain cebakan emas primer dari urat kuarsa , potensi mineral emass juga didapat dari cebakan mineral sekunder/ plaser. Keberadaan mineral emas ini berada di sekitar kawasan perhutani.
Lokasi Tumpang Pitu, Banyuwangi
Lokasi Tambang Emas Bukit Tujuh (Tumpang Pitu) Banyuwangi, Jawa Timur |
Tujuh Bukit (Tumpang Pitu ) berada di kecamatan Pesangrahan, Kabupaten Banyuwangi. sekitar 250 km dari kota Surabaya, Ibukota provinsi Jawa Timur. secara Koordinat berada di sekitar 8 35 20 S dan 114 01 08 N. Desa terdekat dengan lokasi tambang tumpang pitu ini berada di Desa sumberagung. Selain itu lokasi tambang emas tumpang pitu ini dekat dengan lokasi wisata Pantai Merah. dan diapit oleh 2 hutan suaka margasatwa Baluran dan Meru Betiri. Ijin penambangan sendiri terdiri dari dua ijin yaitu eksplorasi dan eksploitasi. sebagian besar lokasi merupakan kawasan Hutan Lindung, sawah , dan kebun milik warga sekitar.
Sejarah Eksplorasi
Daerah ini dieksplorasi pertama kali oleh PT. Hakman Platina Metalindo dan teman usaha Golden Valley mines dari Australia. Golden Valley mengidentifikasi adanya potensi di daerah tumpang pitu dan Salakan berupa endapan tipe porfiri yang dilakukan pada tahun 1997 - 1998. kemudian dilakukan survei geokimia yang intens dan pemboran eksplorasi dengan 5 titik selama maret - Juni 1999. Pada februari 2000 Placer Dome masuk melalui Golden Valley dengan memiliki saham 51% dan bertanggung jawab atas operasional kegiatan eksplorasi. Kemudian dilanjutkan dengan survei IP dan geokimia yang selesai antara april - may 2000. Hasil dari Ip resisstivity memiliki kaitan antara anmali resitivitaas dengan zona urat vuggy quartz. saynagnya Placer kemudian menarik diri dari Tumpang Pitu akibat jatuhnya harga mineral logam di pasar internasional, ketidakstabilan politik, dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Pada juni 2006 Hellman dan schofield pty berkerjasama dengan IMN sebagai investor dan yang bertangung jawab atas kegiatan eksplorasi berdasarkan Kode JORC (Joint Ore Reserve Committe).
Sejarah Eksplorasi
Daerah ini dieksplorasi pertama kali oleh PT. Hakman Platina Metalindo dan teman usaha Golden Valley mines dari Australia. Golden Valley mengidentifikasi adanya potensi di daerah tumpang pitu dan Salakan berupa endapan tipe porfiri yang dilakukan pada tahun 1997 - 1998. kemudian dilakukan survei geokimia yang intens dan pemboran eksplorasi dengan 5 titik selama maret - Juni 1999. Pada februari 2000 Placer Dome masuk melalui Golden Valley dengan memiliki saham 51% dan bertanggung jawab atas operasional kegiatan eksplorasi. Kemudian dilanjutkan dengan survei IP dan geokimia yang selesai antara april - may 2000. Hasil dari Ip resisstivity memiliki kaitan antara anmali resitivitaas dengan zona urat vuggy quartz. saynagnya Placer kemudian menarik diri dari Tumpang Pitu akibat jatuhnya harga mineral logam di pasar internasional, ketidakstabilan politik, dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Pada juni 2006 Hellman dan schofield pty berkerjasama dengan IMN sebagai investor dan yang bertangung jawab atas kegiatan eksplorasi berdasarkan Kode JORC (Joint Ore Reserve Committe).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar