http://www.gigadrone.id/

 

Senin, 27 April 2020

Prosedur Pematokan Pada Pekerjaan Survey dan Pemetaan

Prosedur Pada Pekerjaan Survey Pemetaan.

  • Apa itu Pematokan?
  • Mengapa ada prosedurnya?
  • Lalu, Apa Fungisnya?

Pengertian Survey dan Pemetaan
Prosedur Pematokan - Survey Boundary 
Dalam dunia ilmu ukur tanah, geodesi dan geomatika, geografi serta ilmu kebumian lainnya, Bagaimana pematokan mempunyai Prosedur? Pada Prinsipnya pembuatan patok dapat dilaksanakan di Awal atau di Akhir, tergantung Macam-macam pekerjaannya.

Sebenarnya pengukuran tanah tidak semudah yang di Bayangkan, karena memiliki peraturan yang harus di lakukan tahapan pekerjaan yang benar, contohnya, seorang juru ukur harus memiliki Sertifikasi atau legalitas seperti Surat keterampilan dan keahlian, sertifikat untuk menentukan Patok tidak sesederhana menggunakan pita ukur. 

Pada hakekatnya, prosedur pematokan akan berhubungan langsung dengan Penentuan Kerangka Horizontal dan Vertikal, kerangka Ini memiliki Bahan Yang di cor atau konkrit disebut Benchmark, sedangkan yang sifatnya Temporer menggunakan Patok Kayu, atau Paku tergantung media yang akan di Tanam apakah cor, tanah atau media lainnya. 

Dalam pematokan Benchmark spesifikasi yang seharusnya yaitu kuat kokoh berbahan Pipa PVC,  memiliki tulangan besi 6" atau lebih atau kemudian cor semen dan memiliki tulangan di mana sebagai bahan dasar referensi haruslah benar dan kuat.

Pada Awal mula nya Pemasngan Patok dilaksanakan bersamaan dengan Survei Geodetik, survey Geodetik adalah Suatu kegiatan pengamatan atau Observasi di suatu titik bertujuan titik tersebut memiliki Nilai Koordinat dan Elevasi.

Koordinat dan Elevasi ini digunakan untuk referensi Suatu Proyek, Peralatan yang di gunakan adalah GPS STATIK, Gps Statik di Pasang Bersamaan dengan Titik Pusat. Analoginya sederhana.
Di Indonesia ketersediaan Titik Referensi tersebar di Seluruh Kota wilayah dan provinsi.

Prosedur Pematokan
Gambar 001. Prosedur Pematokan - Peta Sebaran Titik Referensi Di Indonesia.
Setiap daerah memiliki koordinat referensi masing-masing (Gambar 001.), Instansi yang mengatur kepentingan tersebut adalah Bakosurtanal sekarang BIG (Badan Informasi Geospasial). BIG adalah suatu badan yang mengatur tentang informasi spasial.

Jika mengacu terhadap datum Global, maka awal mula Prosedur Pematokan dapat dimulai dari kepemilikan titik-titik dari BIG ke Lokasi Kerja. Dalam orientasi proyek biasanya mengacu terhadap datum WGS84 atau datum lain sesuai dengan standar yang digunakan, yang terdiri dari pembagian Zone. Dari Referensi tersebut kita berangkat. kita transfer melalui Nilai yang baku dari Titik Pusat BIG.
Baca Juga: Mengenal Geoid EGM 96 dan EGM

Tahapan Pekerjaannya Prosedur pematokan sangat sederhana dalam 4 tahapan, Kita simak sebagai Berikut:


  • Pemasangan Patok Benchmark Pada Lokasi yang direncanakan
  • Pengukuran dan Pengamatan GPS Jaring Kontrol (Jika lokasi Luas)
  • Pemasangan dan Pengukuran Kerangka Horizontal dan Vertikal (Survey Poligon)
  • Pengukuran Lokasi dan pemasangan titik Batas.
Di atas dibahas mengenai tahapan pemasangan dan prosedur mengenai pematokan, dalam hal ini Pematokan dilaksanakan atas dasar kebutuhan di lapangan. dengan mengacu terhadap sistem global di mana dilaksanakan tahapan demi tahapan maka prosedur dapat tercapai dengan baik.

Pada Pemasangan Titik Benchmark dapat dilaksanakan dengan cara Jaring kontrol network atau secara sistematis antar titik, dilaksanakan pengamatan sesuai aturan Orde minimal 1 - 2 jam pengamatan Gps.
setelah terpasang maka digunakan orientasi untuk melihat sejauh mana koordinat yang di hasilkan, koordinat ini yang di gunakan referensi awal dari Pengukuran Poligon.

Pengukuran Poligon adalah Macam-macam survey yang memiliki akurasi sesuai aturan, di mana hasilnya harus mengacu terhadap 10 akar D dan 20 Akar N. pada hal ini dilaksanakan menggunakan Alat Total Station / teodolit EDM, Panjang interval per-titik tidak di persyaratkan lebih dari 100 m. maka setiap lokasi dan area terdapat sebaran patok referensi untuk digunakan secara berkala.

Pada sebaran patok hasil pengukuran poligon, maka tahap selanjutnya melakukan pemasangan titik batas atau Boundary, titik batas dilaksanakan bersama-sama, karena berhubungan langsung dengan kepemilikan, itu artinya legalitas dari kepemilikan tanah dipertaruhkan.

dalam tahap ini bisa di lakukan metode Stake out, jika kita berbicara perencanaan di atas kertas, andaikata pemasangan melalui tahapan oleh penunjuk batas, maka yang kita lakukan hanya pengambilan data menggunakan instrumen survey total station. 

Prosedur pematokan sangat berhubungan erat dengan Kegiatan survey Topografi atau survey pemetaan, jadi lakukan ini dengan baik dan akurasi yang terjamin, karena akan berhubungan dengan batas kepemilikan lahan, dan jauhnya akan menimbulkan sengketa dilain hari. 


Sekian Pembahasan mengenai Prosedur Pematokan Pada pekerjaan survey dan pemetaan.

Anda Dapat membaca artike kami yang lain:









Tidak ada komentar:

Posting Komentar